Rabu, 19 Mei 2010

Oase: Perjuangan Hidup Seorang Pejuang

JAKARTA, KOMPAS.com — Iliyas Karim (82) tak hanya gigih berjuang melawan penjajah. Pria kelahiran Padang, 31 Desember 1927, itu juga bercerita tentang perjuangannya melawan hidup yang kurang baik pada masa tuanya.

Setelah pensiun dengan pangkat letnan kolonel, sang pengibar bendera pusaka itu sempat menempati asrama tentara Siliwangi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, bersama keluarganya. Namun, pada 1982, asrama Iliyas bersama sekitar 49 veteran lain digusur tanpa ada ganti rugi.

Kemudian, bersama dengan anggota keluarganya, Iliyas sempat mengontrak selama dua tahun sebelum menempati rumah mungil di pinggir rel Kalibata saat ini.

Setelah melihat adanya tanah kosong di pinggir rel, dia meminta izin kepada Kepala PJKA (PT KA) Stasiun Kalibata, saat itu dijabat oleh Samaludin, untuk menempati lokasi tersebut. Setelah mendapatkan izin, dia pun segera mendirikan rumah pada tahun 1984 bersama dengan teman veteran yang lain.

"Tetapi sekarang mereka sudah terpisah-pisah. Ada juga yang pindah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata," candanya.

Iliyas yang berharap bisa menghabiskan hari tuanya di rumah kecilnya itu kini pupus sudah. Bahkan, pada tahun 2008, dia mendapat surat agar segera pindah dari rumah yang kini menjadi tempat bernaungnya.

"Padahal, saya berjuang untuk rakyat, tetapi sekarang yang menikmatinya malah pejabat. Masak saya harus kena gusur dua kali," rintihnya.

Ayah dari 14 anak ini belum tahu harus pindah ke mana meski putrinya yang tinggal di Jerman telah membujuk untuk memboyongnya bersama istri. Iliyas hanya bisa pasrah karena memang lahan yang ditempatinya bukanlah miliknya.

Untuk membeli tanah dan rumah pun Iliyas tak sanggup karena ia dan Darinis, yang merupakan istri ketiganya, selama ini hanya hidup sederhana dengan uang pensiun Rp 1,5 juta per bulan. Bahkan, saat pertama kali pensiun, Iliyas hanya mendapatkan Rp 500.000 saja.

Namun, hidup dengan segala keterbatasan tidak membuat jiwa sosial Iliyas ikut-ikutan pupus. Terbukti sejak 1995 Iliyas menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia yang bermarkas di Jalan Proklamsi. Yayasan itu menyantuni anak yatim di hampir seluruh pelosok Ibu Kota, bahkan sampai ke Lampung dan Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar